Kamis, 20 Mei 2010

Pengalaman PBS UGM "Ke Yogya untuk pertama kali nya"

Seperi biasa aku akan membagikan pengalaman pada teman-teman sekalian, kali ini pengalaman ku yang pertama kali ke Yogya sendirian. Mudah-mudahan pengalaman ini bisa beharga bagi teman-teman sekalian. Enjoy.
Yuk, kita bongkar..
Tanggal 9 Februari 2010 setelah mengerjakan ulangan fisika yang membuat tubuh gemetar, aku dengan terburu-buru meminta izin untuk pulang lebih cepat dikarenakan ingin mengurus proses verifikasi Tes PBS UGM di Yogya. Sekitar pukul 1 siang aku sampai di rumah dan mempersiapkan diri menuju pangkalan bus rosalia indah di deket kalimalang. Aku hanya membawa sebuah tas kecil yang berisikan baju berkerah, cd, peralatan tulis, cashan HP, dan berkas-berkas persyaratan. Sebelum menuju pangkalan bis, mama tersayang menyangoniku uang sebesar 400rb. Sesampainya dipangkalan bis rosalia aku memesan tiket bis eksklusif yang menuju yogyakarta, aku memesan tiket pada pukul 3. Satu jam kemudian bis yang aku tunggu ternyata sudah datang tanpa aku menyadarinya, sesaat aku menjadi terkenal karena semua penumpang sudah menaiki bis, sementara aku masih santai-santai makan mie ayam, sehingga operator di tempat pangkalan mengumumkan agar saudara calvin diminta cepat menaiki bus. Saat aku menaiki bus taampang sinis beberapa orang sangat menyeramkan bagiku.
Saat diperjalan aku takut dibius, dicopet, dirampok dan sebagainya sehingga aku menghindari unuk tidur. Aku sangat curiga dengan orang yang duduk dibangku seberang, tampangnya itu lho, Bandit banget, belum lagi rambut mohawknya yang meyakikan aku kayanya dia penjahat. Tapi akhirnya ku ketiduran juga sambil memeluk tasku erat-erat.
Sekitar pukul 6 sore, bis beristirahat di Rumah Makan Rosalia Indah (aku gak tau "di daerah mana karena kerjaanku di bis kalo ga denger musik ya tidur). Sesampainya disitu aku dapet makan gratis karena aku membeli tiket yang eksklusiv. Karena gratis aku mengambil makanan sampe 1 piring penuh, mbak2 yang jagain lauk pauk ampe sinis gitu mukanya. Ternyata makanannya ersisa lumayan banyak karena aku sudah teralalu kenyang. Setelah cuci tangan, aku melihat batre hape ku yang lowbat. Akhrinya aku memutuskan untuk pura-pura beli jajanan di toko yang berada di dalam RM itu. Kemudian aku menghampiri mbak-mbak yang berkulit putih dan berambut lurus, sebut saja Mbak melati (karena orang ini mempunyai peran di dalam ceritaku) "Mbak saya mau beli silverqueennya berapa?", tanyaku dengan lembut. Mbak melati langsung menjawab pertanyaanku dengan lembut juga dan disertai senyum "12rb mas".Kemudian aku merogok uang 12rb, coklatpun berpindah ketanganku. Kemudia aku bertanya ke Mbak melati, "Mbak saya boleh numpang ngecash ga? itu kan ada colokan". Setelah aku bertanya seperti itu raut wajah Mbak Melati langsung berubag 180 derajat dan sok-sok bilang "Aduh ntar ya mas, saya lagi sibuk". Dalam hati gw, gw bilang. ("ANJRIT ni cewe konyol banget, tau gitu kaga gw beli ni coklat"). Namun akhirnya ada mbak2 berjibab yang mau menolongku mengecah hape ku, namun sialnya baru 10 menit ngecash, eh udah mau berangkat bisnya..
Saat bis sudah mmulai melaju lagi, aku ketiduran lagi (dikarenakan bisnya dingin n nyaman abis). Bangun0bangun udah jam 1 dan bis lagi beristirakat lagi. Ku lihat batr hape yang sekarat akhirnya aku turun dari bis dan memutuskan untuk pura-pura beli Aqua botol aja, biar kalo ga boleh numpang ngecash ga nyentek-nyentek banget. Eh ternyata sama mbak-mbak nan cantik yang jual, aku dibolehin ngecash, kali ini sekirtar setengah jam'an aku ngecash sampai akhirnya bis melanjutkan perjalanan lagi. Di perjalanan aku mulai menyetel walkman lagi karena batrenya lumayan full, sampai akhirnya aku ketiduran. Setelah beberapa lama aku ketiduran (sekitar 2 jam'an) aku terbangun dan nanya sama kondektur, "Pak terminal Giwangan masih jauh pak?". Pak kondektur menjawab dengan ramah "Lah ini sebentar lagi nyampe, aku pun bergegas mengambil tas ku dan sweater ku, lalu dalam hati berkata kepada orang yang tadi ku bilang mirip bandit ("dada bandit"). Kemudian sekitar 5 menit, bis sudah sampai terminal giwangan YOGYAKARTA. Ternyata Yogya dan Cikarang sama aja, ga ada bedanya tuh.
Saat aku turun dari bus, aku bagaikan artis di kejar-kejar orang, bukan buat minta tanda tangan tapi ditawari naik taxi (55rb) dan naik ojek (25rb). Akupun langsung menuju ke sebuah tangga dan duduk di anak tangga sambil me messcall Ka'Odis agar bangun dan segera menjemputku (karena aku lumayan takut). Saat aku duduk di anak tangga ada bapak-bapak berbadan besar (sebut saja Pak Joko). Dia mengajak ngobrol aku dengan tujuan agar aku mau naik ojek. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke toilet. Setelah keluar dari toilet aku membayar 1000 rupiah pada penjaga toilet yang ramah bernama Pak Tono dan ternyata Pak Joko mengekoriku, aku semakin takut diekor2rin orang tapi aku diem aja dan mengobrol akrab dengan Pak Tono sambil menunggu ka odis menjemputku.
Sekitar pukul 3 pagi, ka odis telah sampai di depan pintu terminal dan aku pun menuju kesana dan mengungkapkan kata-kata perpisahan pada Pak Tono. Akhirnya aku melihat wajah Ka'Odis, kami pun saling menyapa. Ka'Odis meminta aku yang membawa motor karena dia sedang sakit. Aku lumayan kaget menngetahui motor yang aku kendarai gak pake kunci (jadi tingga di stater nyala), tidak memiliki rem depan dan lampu. Namun aku bukan tie orang yang mengeluh, cuma aku kaget aja disuru naik motor yang unik dan ekstrim itu.
Jalan di Yigya serasa punya kami karena sepi sekali, dan disini aku pun mulai merubah pola pikirku tentang yogya. Tata kotanya dan jalan2nya sangat rapih. Aku terus memacu motor ekstrim itu dengan kecepatan 60 km per jam, udara yang dingin membuat aku sangat menggigil, ternyata eh ternyata Ka Odis kaga tau jalan pulangnya, yang dia tau ke arah utara sampai tembus ke Jalan Solo. Aku hanya bisa percaya padai dia yang sudah 2 tahun menempati Kota Yogya. Akhirnya kami sampai di Jalan Solo, mulai dari sini Ka Odis sudah apal jalannya, dan akhirnya kami pun menuju ke tempat kost-kost an ka Odis yang terletak di daerah Belimbing Sari. Akhirnya aku dan ka odis sampai di kost an Ka Odis. Di dalam ruangan berukuran 3x2 meter itu kami berbincang-bincang, di sela perbincangan itu dia mengajari ku Konsep matematika tentang turunan yang sangat ampuh untuk mengerjakan soal, saat itu aku merasa harus belajar kesederhanaan saat menjadi mahasiswa, dngan begitu aku bisa lebih madiri. Jam menunjukan pukul 5 pagi, obrolan kami pun mulai redup dan kami tertidur....

0 komentar:

Posting Komentar